24 Februari 2009

Baptism of My Son



Senang sekali rasanya, karena sudah lama dinanti akhirnya kewajiban untuk membaptis mas Angga terlaksana di hari Minggu kemaren. Sempat molor sampai umur 14 bulan
(dari rencana 6 bulan), dikarenakan situasi dan kondisi yang tidak memungkinkan. Persiapannya juga serba cepat dan nggak seperti yang aku bayangkan (harus ribet, dll).

Setelah perlengkapan administrasi selesai, buru-buru deh diurusin pendaftarannya
(no excuse anymore if it's late), udah telat lama soalnya. Untuk persiapan baju (harus putih soale), mama sudah serahkan pada Uti. Dengan komando 'yang penting dominan warna putih', Uti, Akung dan papa Eka berburu di toko baju anak (lha mama nggak sempet se).

Bersyukur sekali karena acaranya lancar dan mas Angga juga nggak rewel. Hanya kegerahan saja, karena udara yang tidak mendukung
(sumuk). Begitu selesai acara di gereja, gerimis kecil menanti di halaman parkir. Segera deh meluncur ke rumah (yang jaraknya nggak begitu jauh), karena harus menyiapkan acara makan bersama.

Berhubung waktu yang terus memburu, dan tidak ada kesempatan sama sekali untuk memasak
(tepatnya nggak bisa masak), maka jalan pintaslah yang wajib dipilih. Sebelum berangkat ke gereja, mama sudah order aneka macam sate buat makan malam kali ini. Awalnya sih mau makan di resto, tapi kok bawaannya pengen di rumah aja, lebih santai, jadi ya order aja biar praktis.

piringnya nggak s'ragam bu..

Ada sate kambing yang dipadu dengan gulenya, sate ayam, dan sate babi. Tidak ketinggalan bakmie goreng kesukaan para kru kecil
(krucils). Tidak ada menu khusus lainnya, karena memang tanpa persiapan. Fotonya aja ala kadarnya, keburu dilahap sama para penduduk sih. Penyajiannya juga keroyokan, 'sak nemue piring, wong di rumah aja kok'. Yang penting semua senang dan kenyang.

Memang kewajiban untuk membaptis mas Angga udah selesai, tapi tidak berhenti sampai di sini saja. Masih banyak kewajiban penting lain untuk membimbing sang pangeranku ini hingga dewasa nanti.
Thanks God for your blessing.


17 Februari 2009

B'day Party Awak Artindo

Ditraktir, wah sapa juga yang nggak mau, pasti pada angkat jari semua deh. Ato nggak usah nunggu angkat jari, langsung nyelinap ngikut rombongan aja hehehe. Sudah wajib hukumnya bagi yang berulang tahun harus mentraktir yang lainnya. Hal ini terjadi di kantor papa, dimana setiap penduduknya pasti kena jatah mbayari makan teman-temannya.

Karena papa menjadi salah satu bagian dari komunitas itu, maka korban kali ini adalah beliau. Tapi beruntung buat papa, karena pesta rakyat kali ini adalah pesta borongan
(yang traktir rapelan dari bulan-bulan sebelumnya). Lumayanlah bisa menghemat sedikit isi kantong. Mama menjadi tamu kehormatan saat itu (biasanya gak pernah ikut blas).



Acara dihelat di Resto Tokyo, yang jaraknya nggak terlalu jauh dari kantor karena memang mengambil jam makan siang. Berbagai chinese food dan sea food tersedia di sini. Waktu kita nyampek di sana, semua sudah pada siap di posisi masing-masing, dan makanan sudah tersaji di meja. Tanpa menunggu sempritan wasit dan aba-aba tembakan, dan karena sudah tidak ada lagi yang harus dinanti ya sudah dimulailah perang sendok, garpu, sumpit, piring, mangkok, dan semua peralatan makan lain.


OK Boss

nyam..nyamm..

Makan siang kala itu begitu ramai, dan yang pasti ludes tak bersisa
(sisanya minta dibungkus euy). Begitu mengesankan karena 'menteri keuangan' papa ikut dateng *kedip-kedip*, begitu meringankan karena mbayare dibagi 8 orang hehehe. Usul terbaru: gimana kalo makan-makannya dibuat setahun sekali aja, biar meringankan penduduk dan bahkan mungkin bisa surplus hehehe...*kabur..*


10 Februari 2009

Flash Breakfast

Kata orang, jangan pernah melewatkan sarapan pagi untuk mengawali aktivitas kita sehari, dan mama berusaha untuk menepatinya. Meskipun di kamus pribadi tidak diwajibkan untuk ada kegiatan itu (menganut aliran laper di jam sepuluh). Tapi apa daya kalau musik keroncong sudah berkumandang di perut, mama kalah juga deh.

Jangan dibayangkan sarapan pagi dengan hidangan yang fresh
(mana sempet..), paling-paling telor ceplok/dadar yang jadi andalan, dan itu pun selalu requestnya papa. Kalo mama sih keburu telat kalo mesti pake acara begitu. Panggilan si ciprut kayaknya lebih urgent dari pada panggilan perut. Akhirnya ya yang ada aja dibawa kabur sarapan di perjalanan, kalo ada roti ya roti, adanya pisang ya pisang, tersedianya cookies ya ambil segenggam (bukan setoples lho ya), dst deh. Yang ada kali ini roti tawar (beruntung nih), langsung comot 2 lembar, olesin bluberi (juga beruntung), maraton ke mobil, tancap gas, let's go... Di tengah jalan baru deh komat-kamit menikmati flash breakfast.



Katanya buru-buru, kok masih sempet njepret hehehe


07 Februari 2009

Brownies

Di sela jam istirahat kantor, mama meluncur ke TBK terdekat buat ngelengkapin bahan (meskipun kadang belum tahu mau buat kue apa). Tapi gini nih enaknya kalo lokasi kantor deket sama TBK, biar bahan kue habis atau ada yang kurang jadi nggak panik deh. Untung load di kantor nggak terlalu tinggi, jadi pulang kantor pun terasa ringan dan sekaligus bisa membayangkan kue apa yang bakal dipraktekkan nanti.

Dalam perjalanan ke rumah, terbersit pengen sesuatu yang manis, legit dan coklat. Dan ide langsung tertuju pada kue brownies. Cake ini memang sudah tidak asing lagi buat kita. Secara mama juga sudah oke dan selalu sukses untuk membuatnya. Hanya saja belum pernah buat yang dipanggang/dioven, kalo yang dikukus sih sudah absolutely expert deh (gaya hehehe). Kali ini coba yang dipanggang ahh..



Waktu si kue udah keluar dari oven, mama gak berani langsung ngincipin. Tunggu besok aja ah, biar papa yang ngomentarin. Dan mama langsung nyusul si ciprut di tempat tidur.
Pagi itu:
Papa: 'Ma, would you give me a slice of cake that you made last night?'
Mama: ' Absolutely Pa' (sambil kegirangan)
Abis dipotong-potong, taruh di piring kecil,
dikasihin ke papa, eh papa kok langsung ngeloyor pergi. Ternyata papa menikmati sarapan bropang (brownies panggang) sambil duduk di ayunan sama mas Angga (bahagia banget ngeliat mereka kompak). Dan ternyata mama teruji lulus juga buat brownies yang dipanggang ini (duh senengnya hehehe).















Brownies

Bahan:
125 gr margarine
150 gr coklat masak
50 ml susu cair
1 sdm rhum
3 butir telur

50 gr gula pasir
100 gr tepung terigu
1 sdt baking powder
kacang almond secukupnya (untuk hiasan)

Cara:
Lelehkan margarine dan coklat masak dengan di tim, dinginkan. Tambahkan dengan susu cair dan rhum, aduk rata, sisihkan.
Kocok gula dan telur sampai putih mengembang. Masukkan tepung terigu dan baking powder, aduk rata. Tuang campuran margarine, coklat dan susu ke dalam campuran terigu, aduk hingga rata.
Masukkan ke dalam loyang yang sudah dialasi kertas roti dan dioles margarine. Panggang dalam oven kurang lebih 30 menit.


05 Februari 2009

White Chocolate Cake

Punya stock white chocolate yang nggak tau mesti diapain. Setelah buka-buka buku primbon kumpulan resep, ditemukanlah resep cake yang bahannya dari coklat putih ini, dan belum pernah dicoba nih.

Pulang kantor langsung siapin bahan, tapi gak langsung actio
n di dapur. Sang juragan cilik sudah menanti untuk ditemani bermain-main dulu nih. Dimulai dari perang-perangan aneka penghuni kebun binatang yang dia punya, balap mobil-mobilan, main si robot sampek harus bergulat di atas kasur. (Hal ini memang ritual sore yang harus dilakoni setelah pulang kantor). Bersyukur banget deh dikaruniai jagoan yang luar biasa ini.

Setelah puas bermain, giliran mama yang harus melunasi hutang di dapur. Untuk sementara mas Angga diatasi sama mbah Moes (sang pengasuh). Lha papa kemana?? O..o..ternyata papa tergiur juga pengen nguleni adonan dengan mixer (happy banget nih mama). Setelah mengikuti instruksi mama, papa dengan cekatan melaksanakannya. Ternyata oke juga tuh gaya papa pegang si mixer. Sayang lupa dijepret, jadi nggak bisa mengabadikan aksi papa kali ini hehehe..
Dan ini nih kue hasil campur tangan papa. (rasanya enak loh, legit..mas Angga suka tuh)



White Chocolate Cake

Bahan:

175 gr white cooking chocolate
100 gr butter ( 50 gr butter + 50 gr margarine)
2 butir telur
75 gr gula halus
150 gr tepung terigu
1 sdt essence vanila
1/2 sdt baking powder

Cara:

Lelehkan coklat putih, butter/margarine dengan cara di tim. Dinginkan
Kocok telur dengan essence vanila hingga berbusa, kemudian masukkan gula halus sedikit demi sedikit sambil terus dikocok hingga mengembang.
Tuang lelehan coklat ke dalam adonan telur, aduk rata. Masukkan tepung terigu dan baking power sambil diayak. Aduk rata.
Masukkan ke dalam loyang yang sudah dioles margarine dan dialasi kertas roti. Oven dengan suhu 170 derajat celcius selama 30 menit. Angkat, hias sesuai selera.


02 Februari 2009

Three C

Cheddar Cheese Cake, resep yang sempat rame buat dicobain. Dan akhirnya mama berhasil juga menaklukan rasa penasaran si 3 C ini. Resepnya memang simpel, ekonomis dan yang pasti rasanya maknyus deh, ngejuu banget, teksturnya juga lembut, karena dipanggang dengan au bain marie. Buat cheese lover pasti gak rugi deh nyobain kue ini.

Mas Angga kayaknya udah terpengaruh sama kesukaan mama nih, hehehe. Liat aja Keasyikan dia ngincipin kue buatan mama.



Mama masih ngikutin resep aslinya nih, untuk yang dimodifikasi dipraktekin berikutnya aja.

Cheddar Cheese Cake
by: Aljo's mom

Bahan A :

130 gr susu cair
40 gr butter
125 gr cheddar cheese dipotong2 kecil (diparut)

Bahan B:
20 gr tepung terigu
15 gr maizena

Bahan C:
2 kuning telur

Bahan D:
3 putih telur
80-100 gr gula
1/4 sdt cream of tar tar

Cara:
Siapkan loyang 18cm alasi kertas roti, olesi mentega.
Campur mentega, susu dan cheddar cheese dalam wadah..tim diatas panci sampai cheese meleleh.
Masukkan bahan B, aduk sampai rata, lalu masukkan bahan C..aduk sampai rata.
Kocok bahan D sampai soft peak lalu campurkan ke adonan cheese sampai rata. Tuang dalam loyang dan panggang dengan cara au bain marie kurang lebih 50 menit
Lepaskan segera dari loyang bila sudah matang, dinginkan.