Ditraktir, wah sapa juga yang nggak mau, pasti pada angkat jari semua deh. Ato nggak usah nunggu angkat jari, langsung nyelinap ngikut rombongan aja hehehe. Sudah wajib hukumnya bagi yang berulang tahun harus mentraktir yang lainnya. Hal ini terjadi di kantor papa, dimana setiap penduduknya pasti kena jatah mbayari makan teman-temannya.
Karena papa menjadi salah satu bagian dari komunitas itu, maka korban kali ini adalah beliau. Tapi beruntung buat papa, karena pesta rakyat kali ini adalah pesta borongan (yang traktir rapelan dari bulan-bulan sebelumnya). Lumayanlah bisa menghemat sedikit isi kantong. Mama menjadi tamu kehormatan saat itu (biasanya gak pernah ikut blas).
Acara dihelat di Resto Tokyo, yang jaraknya nggak terlalu jauh dari kantor karena memang mengambil jam makan siang. Berbagai chinese food dan sea food tersedia di sini. Waktu kita nyampek di sana, semua sudah pada siap di posisi masing-masing, dan makanan sudah tersaji di meja. Tanpa menunggu sempritan wasit dan aba-aba tembakan, dan karena sudah tidak ada lagi yang harus dinanti ya sudah dimulailah perang sendok, garpu, sumpit, piring, mangkok, dan semua peralatan makan lain.
Makan siang kala itu begitu ramai, dan yang pasti ludes tak bersisa (sisanya minta dibungkus euy). Begitu mengesankan karena 'menteri keuangan' papa ikut dateng *kedip-kedip*, begitu meringankan karena mbayare dibagi 8 orang hehehe. Usul terbaru: gimana kalo makan-makannya dibuat setahun sekali aja, biar meringankan penduduk dan bahkan mungkin bisa surplus hehehe...*kabur..*
Tidak ada komentar:
Posting Komentar